Hai hai haiii…
Kembali lagi bersama Radiasi Psikologi dimana #semuataupsikologi yang pastinya semua data yang akan kita share sudah Approved by Radiasi Psikologi.
Kali ini, kita akan berbagi informasi seputar mitos-mitos psikologi yang beredar di masyarakat. Karena bakalan banyak mitos yang akan kita bahas, maka artikel/video/rekaman juga akan kita buat 2 part!
So, stay tune di semua sosial media Radiasi Psikologi
Jangan lupa untuk dukung kami dengan cara follow/subscribe channel kita :
Instagram: @radiasipsikologi.id,
Youtube: Radiasi Psikologi
Spotify : Link di atas
MITOS PSIKOLOGI? APA AJA SIH???
Dalam kesempatan kali ini, kami akan share seputar mitos-mitos psikologi yang lumayan terkenal di kehidupan sehari-hari.
Mungkin temen-temen pembaca setia Radiasi Psikologi adalah salah satu yang mempercayai mitos-mitos ini.
Yuk, tanpa berlama-lama lagi langsung kita bahas mitos yang pertama:
PSIKOLOGI = CENAYANG

Apakah benar lulusan psikologi bisa baca masa depan/ kepribadian seseorang?
Tentu saja BIG NOO!!!
Anak-anak lulusan Psikologi tidak bisa membaca kepribadian orang secara langsung, apalagi dengan hanya melihat foto.
Untuk mengetahui kepribadian seseorang, dibutuhkan alat-alat tes Psikologi, yang dilengkapi dengan proses interview dan observasi. Meski demikian, hasil tes tersebut pun masih bisa berubah.
Hal ini dikarenakan ada efek eksternal yang tidak bisa kita atur misalnya perasaan mengantuk waktu asesmen dilakukan, sedang kurang sehat, sedih habis putus cinta, dll.
Selain itu juga, seperti sudah dibahas di episode-episode sebelumnya, lingkungan dan pengalaman seseorang bisa menjadi stimulus yang akan berdampak pada kepribadian dan dengan demikian hasil tesnya pula.
Anak Psikologi Bisa Menyelesaikan Semua Masalah

Gerald Egan’s Skilled Helper Model adalah salah satu cara helping model yang digunakan pada saat kita melakukan konseling.
Dalam teori tersebut, tidak ada perintah yang mengatakan bahwa seorang konselor (yang biasanya adalah anak Psikologi) harus memberikan saran atau solusi masalah si klien/ konseli-nya.
Kita sebagai konselor hanya membantu dan memfasilitasi dengan berbagai macam pertanyaan yang membantu klien untuk berpikir secara mandiri mengenai keadaan yang sedang dialaminya saat ini, dan juga solusi-solusi yang bisa klien terapkan.
Seorang konselor hanya mengambil peran sebagai cermin, yang bisa membantu klien mengevaluasi dirinya sendiri.
Ketahuilah bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya sendiri, apapun itu, terutama karena kita sendirilah yang paling mengetahui masalah yang sedang kita hadapi. Terkadang, kita hanya belum menyadari kemampuan kita tersebut, dan membutuhkan dukungan/ support dari orang di sekitar kita.
Psikologi itu Gak Ilmiah
Sebetulnya Psikologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang terdiri dari 3 aspek:
- Pikiran: Apa yang dipikirkan/diinginkan
- Tubuh/ otak: Aktivitas fisiologis (contoh: aktivitas otak)
- Perilaku: Tindakannya (Behavior-nya)

Dengan demikian, penelitian-penelitian ilmiah dan eksperimen-eksperimen tetap harus dilakukan sebelum akhirnya teori-teori Psikologi terbentuk. Tak jarang, penelitian-penelitian ini juga melibatkan teknik-teknik statistika dalam pelaksanaan proses analisis dan penarikan kesimpulan.
Psikologi itu Bisa Menghipnotis

Adalah benar adanya bahwa salah satu terapi yang bisa digunakan saat menangani pasien atau klien adalah Hipnoterapi.
Namun masyarakat masih sedikit banyak memiliki penilaian negatif tentang hipnosis. Hal ini dikarenakan beredar maraknya tayangan-tayangan di televisi ataupun media mengenai penggunaan hipnosis yang menyebabkan orang tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri.
Hipnosis ini sendiri memliki arti ilmu terapi yang digunakan oleh para klinis untuk mensugesti individu atau kliennya untuk berfokus pada pikiran. Sehingga seharusnya, meskipun diberikan sugesti, klien tetap dapat mengontrol/ mengendalikan dirinya sendiri.
Perlu diingat bahwa tidak semua lulusan Psikologi bisa melakukan hipnotis. Sebagian besar hipnoterapis harus mengambil sertifikasi yang tidak terkandung dalam perkuliahan di bidang Psikologi sendiri. Dewasa ini, sertifikasi tersebut juga dapat diikuti oleh semua kalangan, bukan hanya pegiat Psikologi.
Sekian dulu nih part 1 tentang mitos-mitos Psikologi..
Sebelum lanjut ke part 2, yuk komen di YouTube/ Instagram kami atau langsung di postingan ini, kira-kira mitos-mitos Psikologi apa aja sih yang temen-temen sering denger??