Ada banyak fakta tentang Nutella yang wajib diketahui oleh semua orang, terutama bagi mereka yang sangat menyukai selai “cokelat” yang satu ini. Merk Nutella mulai booming di beberapa negara sejak beberapa tahun terakhir, termasuk di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri rasanya memang lezat dan manis. Paduan manisnya cokelat dan gurihnya kacang Hazelnut dalam selai ini membuatnya semakin lezat saat dipadukan dengan roti ataupun makanan lainnya. Meskipun enak, bagaimana dengan kandungan gizinya? Apakah Nutella sehat dan layak dikonsumsi setiap hari?

Karena rasanya yang membuat ketagihan dan konsumen sering tidak peduli mengenai kandungan gizinya. Jika kamu penggemar Nutella, coba baca deretan fakta tentang Nutella di bawah ini agar bisa lebih hati-hati dalam mengonsumsinya.

5 Fakta Penting Tentang Nutella | Apakah Nutella Sehat?

Apakah Nutella benar-benar bernutrisi dan bergizi tinggi
Apakah Nutella benar-benar bernutrisi dan bergizi tinggi?

Berikut ini adalah lima fakta sebagai jawaban tentang apakah Nutella benar-benar sehat dan bergizi. Wajib baca apalagi jika kamu termasuk salah satu yang rutin mengonsumsi Nutella setiap hari.

Bahan Dasar Nutella

Mari kita mulai dari bahan dasar Nutella. Bagi orang awam yang hanya melihat Nutella dari kemasannya, selainya yang berwarna cokelat dan labelnya yang berbunyi “Chocolate and Hazelnut Spread” atau selai cokelat dan kacang hazelnut, tentu mereka mengira bahan dasar selai Nutella ini adalah cokelat dan kacang Hazelnut. Namun, apakah benar demikian faktanya?

Bahan dasar nutella | apakah nutella sehat
Bahan dasar Nutella

Ternyata tidak sama sekali. Dua bahan utama dalam selai Nutella sebenarnya adalah gula dan minyak kelapa sawit. Kandungan gulanya bahkan mencapai 55% lebih dan sisanya adalah minyak kelapa sawit. Lalu dari mana rasa cokelat dan kacang hazelnutnya? Rasa cokelat di selai ini didapatkan dari coklat bubuk yang ditambahkan saat proses pembuatan. Sedangkan rasa Hazelnut berasal dari perasa atau esens, bukan dari kacang Hazelnut asli.

Inilah mengapa pada tahun 2012, perusahaan yang memproduksi Nutella, yaitu Ferrero Company, dituntut oleh masyarakat (bahkan digugat ke pengadilan dengan tuntutan ganti rugi lebih dari 3 miliar dollar Amerika) untuk mengganti label produksi mereka. Masyarakat meminta Ferrero untuk menghapus kata “cokelat” dari label Nutella karena memang kenyataannya tidak ada kandungan coklat dalam selai ini. Itulah fakta tentang Nutella dan poin penting pertama yang harus kamu pahami.

Jadi, saat makan Nutella, jangan harap kamu akan mendapat gizi yang umumnya terkandung dalam cokelat murni, seperti kandungan hormon endorphins yang akan membuat kamu merasa lebih senang dan nyaman layaknya ketika makan cokelat batangan. Sebaliknya, makan Nutella berlebihan akan membuat badanmu kelebihan gula dan pastinya akan memicu obesitas dan berbagai penyakit lain.

Kandungan Gula

Harus dipahami bahwa 55% kandungan dalam Nutella adalah gula. Padahal, kita semua tahu jika mengonsumsi gula berlebih dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya, seperti diabetes, gagal ginjal, dan stroke. Lalu, mengapa Nutella masih digemari hingga saat ini padahal kandungan gulanya begitu tinggi?

Nutella dan obesitas | apakah nutella sehat
Nutella dan obesitas

Sepertinya rasa manis pada Nutella lah yang menjadikannya pilihan favorit sebagian besar masyarakat, baik di Indonesia maupun di dunia. Orang dewasa membutuhkan kira-kira 2.000 kalori tiap harinya. Di dalam Nutella, 2.000 kalori terkandung dalam kira-kira ½ botol kemasannya.

Lalu apakah kamu harus makan ½ botol Nutella tiap hari? Tentu saja tidak! 2.000 kalori dalam ½ botol Nutella tidak sepenuhnya adalah kalori murni. Sebagian besar adalah kandungan gula, saturated fat (lemak tak jenuh), dan kalori-kalori yang tidak bisa dikonversi menjadi energi dalam tubuh.

Selain itu, ada lagi fakta tentang Nutella yang lebih mengejutkan. Kira-kira hanya sekitar 4% dari kalori tersebut yang benar-benar sehat dan mengandung protein. Sisanya hanya mengundang penyakit. Inilah mengapa kamu harus mencari sumber kalori yang lebih sehat, terutama dari bahan-bahan alami seperti buah, sayur, dan lauk-pauk yang menyehatkan.

Minyak Kelapa Sawit

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, selain gula, bahan utama Nutella lainnya adalah minyak kelapa sawit atau palm sugar. Inilah yang membuat selai ini rasanya legit dan enak. Jika kamu tidak percaya selai ini mengandung banyak minyak, coba pada saat membeli Nutella, jangan kocok-kocok botolnya. Buka tutupnya langsung dan saat dibuka, pasti akan ada lapisan minyak di bagian teratas Nutella. Itulah bukti jika selai ini mengandung banyak minyak. Sayangnya, minyak kelapa sawit (apalagi dalam jumlah banyak) dikategorikan sebagai saturated fat atau lemak tak jenuh.

Pabrik Nutella
Pabrik Nutella

Lemak tak jenuh tidak baik untuk kesehatan karena mengundang berbagai penyakit, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi. Mengapa demikian? Ternyata, sebagian besar kandungan minyak kelapa sawit adalah asam palmiat. Minyak sawit mengandung lebih dari 44% asam palmiat.

Jika terlalu banyak dikonsumsi, asam palmiat dapat menyebabkan berbagai penyakit. Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, asam palmiat adalah salah satu pemicu berbagai penyakit yang menyerang organ jantung. Jadi, pastikan kamu tidak mengonsumsi asam palmiat dalam jumlah berlebih.

Banyaknya Nutella yang Bisa Dikonsumsi

Semua suka Nutella
Semua suka Nutella

Dalam sekali makan, coba seberapa banyak Nutella yang bisa kamu konsumsi? Jangankan dioleskan ke roti atau dibuat sebagai topping dessert atau lainnya, banyak orang yang mengonsumsi Nutella secara langsung. Memang rasanya lezat, tapi apakah nutella sehat dan nyaman? Jawabannya adalah: TIDAK.

Menurut WHO, sebaiknya orang-orang tidak mengonsumsi Nutella terlalu banyak. Jumlah yang disarankan untuk dikonsumsi adalah 2 sampai 3 sendok makan tiap minggunya. Ya, tiap minggu, bukan tiap hari! Porsi ini disarankan karena aman untuk membatasi banyaknya gula dan lemak jahat yang terkandung dalam selai ini.

Nutella vs. Selai Kacang

Kalau Nutella sangat tidak sehat seperti ini, lalu bagaimana dengan jenis selai oles yang lain, seperti selai kacang contohnya? Tenang saja, jika dibandingkan dengan selai kacang (yang berkualitas tinggi), Nutella masih jauh lebih tak sehat. Selai kacang, sekali lagi yang berkualitas tinggi, dibuat dari kacang asli yang dihaluskan hingga keluar minyaknya.

Nutella vs. selai kacang lain
Nutella vs. Selai Kacang Lain

Alhasil, masih lebih baik mengonsumsi selai kacang karena nutrisi asli dari kacang-kacangan, seperti Vitamin E dan trans fat (lemak baik) masih bisa masuk ke tubuh. Namun, alangkah baiknya jika konsumsi selai kacang ataupun berbagai jenis selai kemasan lain diimbangi dengan asupan buah, sayur, dan sumber gizi yang lainnya.

Nah, itu tadi semua hal tentang Nutella yang harus diketahui, terutama terkait dengan kandungan gizi dan bahan-bahan di dalamnya. Sekarang kamu sudah tahu bahwa kandungan cokelat dalam Nutella itu sangat minimalis dan kebanyakan rasa manisnya berasal dari gula. Jika ingin sehat, tentu jumlah konsumsi gula harus dibatasi, dan otomatis konsumsi Nutella tidak boleh berlebih. Setelah mengetahui semua fakta tentang Nutella di atas, terjawab sudah pertanyaan tentang “apakah nutella sehat”, tentu kamu harus mempertimbangkan lagi hobi makan Nutella dalam jumlah besar tiap harinya.

Yang menarik lainnya: 5 Penyesalan Terdalam Orang Rata-Rata di Masa Tua

Apakah artikel ini membantumu?