Istilah ‘Unicorn’ beberapa waktu belakangan ini jadi sering diperbincangkan. Baik dalam hal trend gaya hidup maupun dalam hal bisnis.
Namun realitanya, tak banyak yang paham bahkan mengetahui apa arti istilah Unicorn yang digunakan dalam konteks bisnis startup di Indonesia.
Untuk Kamu yang belum memahami unicorn startup Indonesia dan startup apa saja yang sudah masuk dalam kategori unicorn, berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Apa yang ada di benak Kamu jika berbicara tentang Unicorn? Jika Kamu berpikir tentang hewan mitologi berbentuk seperrti kuda berwarna-warni yang memiliki kekuatan ajaib, maka Kamu salah besar.
Dalam dunia bisnis, terutama bisnis rintisan atau startup, istilah Unicorn diberikan pada start up yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar Amerika atau jika dirupiahkan setara dengan angka 14 miliar rupiah.
Istilah ini pertama kali diciptakan pada tahun 2013 oleh Aileen Lee yang merupakan seorang pemodal kapital.
Baca juga:Persiapkan dari sekarang! 10 profesi paling menjajikan di masa depan
Mengenal Unicorn Startup dan Startup yang Masuk dalam Kategori Unicorn di Indonesia
Awalnya Lee menciptakan istilah unicorn ini untuk menggambarkan perusahaan teknologi dengan ide yang tak biasa serta menawarkan solusi yang tak biasa pula dari ide tersebut.

Selain ide dan solusi yang tak biasa, valuasi yang didapatkan juga sudah mencapai lebih dari US $ 1 miliar.
Sedangkan istilah valuasi sendiri mengacu pada nilai ekonomi dari sebuah bisnis perusahaan rintisan atau startup.
Valuasi inilah yang dijadikan sebagai tolak ukur potensi bisnis startup tersebut. Nah, setelah mengetahui apa itu unicorn startup dan bagaimana sebuah bisnis startup disebut sebagai unicorn, Kamu juga harus tahu bahwa Indonesia patut berbangga lantaran diantara deretan unicorn startup yang ada, beberapa diantaranya adalah startup yang berasal dari Indonesia.

Apa sajakah unicorn startup Indonesia itu? Berikut beberapa diantaranya.
Traveloka

Kamu yang suka travelling pasti membutuhkan aplikasi satu ini untuk mendapatkan akomodasi berupa transportasi, tiket pesawat, tiket kereta api, hotel dan kebutuhan akomodasi lainnya. Ya, Traveloka adalah aplikasi yang sangat membantu perjalanan penggunanya karena memudahkan penggunanya mendapatkan akomodasi sehingga liburan pun jadi lebih nyaman.
Selain menjadi favorit para traveller, tahukah Kamu jika Traveloka juga menjadi salah satu unicorn startup Indonesia.
Meskipun tergolong startup muda karena baru didirikan pada tahun 2012, Traveloka berhasil meraih gelar unicorn termuda di Indonesia dan startup yang meraih gelar unicorn tercepat di usianya yang ke 5 tahun.
Tahun 2017, Traveloka berhasil mendapat suntikan dana sebesar US$ 350 juta dan terus meningkat hingga mencapai US$ 500 juta.
Bukalapak

Trend market place di Indonesia tak bisa dipungkiri memberikan potensi yang luar biasa.
Terbukti dengan semakin banyaknya market place di Indonesia yang diimbangi dengan semakin tingginya minat berbelanja secara online ini.
Hal ini ternyata juga membawa dampak yang luar biasa bagi perusahaan rintisan berbasis marketplace ini.
Mengikuti jejak Tokopedia menjadi startup marketplace yang mendapatkan gelar unicorn, baru-baru ini, Bukalapak juga mengumumkan gelarnya sebagai unicorn baru di Indonesia.
Meskipun tidak membeberkan secara pasti total pendanaan yang didapatkan, Bukalapak nyatanya memang membuktikan kelayakannya menjadi salah satu unicorn di Indonesia.
Perusahaan yang berdiri sejak tahun 2009 ini memang sempat mengejutkan dengan pernyataan sang CEO tentang masuknya Bukalapak dalam jajaran unicorn. Meski bagaimanapun, prestasi ini patut diapresiasi.
Grab

Tak hanya startup berbasis market place saja yang memiliki tempat tersendiri di kalangan konsumen Indonesia, startup berbasis transportasi juga banyak diminati di Indonesia.
Mengikuti kesuksesan Gojek, Grab muncul menawarkan layanan transportasi dan pengiriman berbasis online yang saat ini juga memiliki penggemar tersendiri di Indonesia.
Startup ride-sharing ini juga tergolong cepat yakni dalam hitungan 14 bulan semenjak kehadirannya.
Sejak tahun 2012, Grab sudah mendapat pendanaan sebesar $250 juta dan setelah 14 bulan kelahirannya, Grab berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar $350 juta hingga menempatkannya menjadi salah satu unicorn startup yang patut dipertimbangkan.
Status ini terbilang cukup wajar karena semenjak kemunculannya, Grab terus bersaing dengan startup lainnya berbasis transportasi.
Jika dilihat dari valuasi, Grab memang belum bisa melampaui nilai valuasi dari unicorn lain terutama yang sejenis seperti Gojek.
Namun prestasi yang dicatat oleh Grab ini bisa terus meningkat mengingat banyaknya peminat dan pengguna Grab di Indonesia.
Start up atau bisnis rintisan saat ini menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya bisnis rintisan yang meraih sukses di Indonesia.
Bahkan beberapa diantaranya mendapatkan gelar unicorn. Gelar atau status unicorn yang hanya diberikan pada bisnis rintisan yang bisa mencapai nilai valuasi hingga US$ 1 miliar ini menjadi pembuktian bahwa perusahaan rintisan pun bisa menarik nilai investasi yang menggiurkan.
Bukti lain yang menunjukkan eksistensi startup di Indonesia ini juga dibuktikan dengan masuknya nilai investasi sejumlah $2.9 miliar dari nilai investasi $6.4 miliar Asia Tenggara ke para pengusaha startup Indonesia.
Ovo
Ovo merupakan startup dompet digital yang berada di bawah naungan Lippo Group.
Startup ini bahkan sudah menyandang status Unicorn sejak tahun 2019 dengan tiga investor utamanya yaitu Tokyo Century Corporation, Grab, dan Tokopedia.
Tak heran jika nilai valuasinya mencapai 2,9 miliar dollar AS.
J&T Express
Kamu yang sering kirim-kirim barang, tentu sudah tidak asing lagi dengan J&T Express.
J&T Express adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang ekspedisi atau pengiriman barang.
Perusahaan ini hadir sejak tahun 2015, berpusat di Jakarta dan sudah memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia.
J&T terkenal karena kecepatannya dalam mengirim barang ke suatu tempat. Itulah yang membedakannya dengan ekspedisi lainnya.
J&T Express sendiri masih tergolong baru sebagai Unicorn, yaitu sejak tahun 2021.
Nilai valuasinya mencapai U$ 20 miliar dengan investor Hillhouse Capital Management, Boyu Capital, dan Sequoia Capital China.
Xendit
Xendit merupakan sebuah startup yang bergerak di bidang financial technology (fintech).
Yang mana layanan utamanya adalah sistem pembayaran yang dapat mempermudah transaksi para pelaku usaha seperti UKM, UMKM, e-commerce, startup, hingga perusahaan besar.
Jadi, kamu bisa kirim dan bayar dengan lebih mudah dan praktis.
Xendit berada di bawah naungan PT Sinar Digital Terdepan masuk jajaran perusahaan unicorn di Indonesia sejak bulan september 2021 dengan valuasi senilai U$1 Miliar Rupiah.
Tiger Global Management merupakan salah satu investor terbesar yang dimiliki oleh PT Sinar Digital Terdepan (Xendit).
Nah, itulah tadi penjelasan lengkap tentang apa itu unicorn startup dan perusahaan rintisan apa saja yang masuk dalam kategori unicorn startup Indonesia. Semoga informasi tersebut bisa memberikan referensi yang bermanfaat untuk Kamu.
Berhubung Gojek dan Tokopedia sudah merger menjadi GoTo, maka keduanya tidak lagi digolongkan sebagai perusahaan unicorn tetapi sudah menjadi perusahaan decacorn.